Ilustrasi Sederhana: Gua Kehidupan
Kisah Ashabul Kahfi terjadi pada masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW, di sebuah negeri yang diperintah oleh seorang raja zalim bernama Diqyanus. Raja ini sangat membenci dan menindas rakyatnya yang beriman kepada Allah. Ia memaksa rakyatnya untuk menyembah berhala dan menghukum siapa pun yang menolak. Di tengah situasi penuh tekanan dan ketakutan tersebut, muncullah sekelompok pemuda yang memiliki keimanan kuat dan hati yang teguh.
Mereka tidak mampu lagi menyaksikan kezaliman dan kemurtadan yang merajalela. Demi mempertahankan akidah mereka dan mencari tempat berlindung dari siksaan, mereka memutuskan untuk meninggalkan kota dan mencari perlindungan di sebuah gua terpencil di pegunungan.
Meskipun Al-Qur'an tidak menyebutkan nama-nama mereka secara rinci, tradisi dan riwayat Islam telah mengabadikan nama-nama para pemuda pemberani ini. Perlu diingat bahwa ada perbedaan pendapat mengenai jumlah pasti dan nama-nama mereka di kalangan ulama, namun nama-nama berikut adalah yang paling masyhur dan diyakini oleh banyak pihak:
Bersama dengan mereka, ada pula seekor anjing yang setia menemani perjalanan dan persembunyian mereka, yang kemudian dikenal sebagai "Ra'i" atau "Qitmir". Keberadaan anjing ini menjadi salah satu tanda kekuasaan Allah dan kesucian tempat persembunyian mereka.
Setelah melarikan diri dari kota, ketujuh pemuda ini beserta anjing mereka tiba di sebuah gua. Merasa aman dari kejaran raja yang zalim, mereka pun tertidur lelap di dalam gua tersebut. Allah SWT kemudian memberikan sebuah mukjizat kepada mereka, yaitu tidur yang sangat panjang, yang berlangsung selama ratusan tahun. Selama masa tidur mereka, Allah menjaga tubuh mereka agar tidak membusuk dan menumbuhkan pepohonan serta menghamparkan karpet hijau di sekitar mereka.
Periode tidur ini bukanlah tidur biasa, melainkan sebuah jeda waktu yang diatur oleh Allah. Mereka terbangun setelah beratus-ratus tahun kemudian, di masa ketika kerajaan zalim Diqyanus telah runtuh dan digantikan oleh masyarakat yang lebih beriman. Saat mereka bangun, mereka merasa seolah-olah baru saja tidur sebentar.
Ketika para pemuda Ashabul Kahfi terbangun, mereka keluar dari gua dan menemukan dunia yang telah berubah drastis. Mereka melihat bagaimana masyarakat telah berkembang dan bagaimana ajaran tauhid telah tersebar luas. Ada yang mengatakan bahwa saat mereka keluar, salah satu dari mereka mencoba membeli makanan dengan uang yang mereka bawa, namun pedagang menolak karena uang mereka sudah kuno dan tidak berlaku lagi. Peristiwa ini menyadarkan mereka bahwa waktu telah berlalu begitu lama.
Ada beberapa riwayat mengenai akhir kehidupan mereka. Sebagian menyebutkan bahwa setelah menyadari bahwa dunia telah berubah dan masa mereka telah lewat, mereka kembali ke gua tersebut dan wafat di sana, disambut oleh malaikat. Sebagian lain menyebutkan bahwa mereka disambut dengan baik oleh pemimpin masyarakat yang beriman pada masa itu, dan menjalani sisa hidup mereka dalam ketenangan dan keimanan yang semakin kokoh.
Kisah Ashabul Kahfi memberikan banyak pelajaran penting bagi umat manusia, di antaranya:
Nama-nama 7 pemuda Ashabul Kahfi, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, tetap abadi dalam ingatan sebagai simbol keberanian, keimanan, dan pengorbanan. Kisah mereka terus menginspirasi generasi demi generasi untuk senantiasa berpegang teguh pada kebenaran dan keyakinan.