Memberikan ASI eksklusif adalah salah satu hadiah terbaik yang bisa diberikan seorang ibu untuk buah hatinya. ASI mengandung nutrisi lengkap, antibodi, dan enzim yang penting untuk tumbuh kembang optimal bayi. Namun, tidak jarang ibu bekerja atau ibu yang perlu berpisah sementara dengan bayinya membutuhkan solusi untuk tetap memberikan ASI. Menyimpan ASI dengan benar adalah kunci agar kualitasnya tetap terjaga.
Memahami cara menyimpan ASI dengan tepat bukan hanya memastikan bayi mendapatkan nutrisi terbaik, tetapi juga membantu ibu terhindar dari stres dan kekhawatiran. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai aspek penting dalam menyimpan ASI perah (ASIP), mulai dari cara memerah, memilih wadah, hingga aturan penyimpanan yang aman.
ASI perah yang disimpan dengan baik akan mempertahankan nutrisi penting seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, kandungan antibodi dalam ASI juga akan tetap aktif, membantu melindungi bayi dari infeksi. Penyimpanan yang salah dapat menurunkan kualitas ASI, bahkan berisiko terkontaminasi bakteri yang berbahaya.
Sebelum memerah ASI atau menangani wadah penyimpanan, pastikan tangan Anda bersih. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik. Pastikan juga semua peralatan yang digunakan, seperti pompa ASI dan wadah penyimpanan, steril dan bersih.
Pilih wadah yang dirancang khusus untuk menyimpan ASI. Beberapa pilihan wadah meliputi:
Hindari menggunakan botol plastik sekali pakai atau wadah yang tidak dirancang untuk makanan.
Ada dua cara utama memerah ASI: menggunakan pompa ASI (manual atau elektrik) atau dengan tangan (metode hand expression). Lakukan proses memerah dengan tenang dan nyaman untuk merangsang produksi ASI. Jangan memerah secara berlebihan hingga terasa sakit.
Setiap kali menyimpan ASI, selalu tuliskan tanggal dan jam ASI tersebut diperah pada wadahnya. Jika memungkinkan, cantumkan juga perkiraan volume ASI. Ini sangat penting untuk memastikan Anda menggunakan ASI yang paling lama terlebih dahulu (prinsip FIFO - First In, First Out).
Aturan penyimpanan ASI bervariasi tergantung suhu tempat penyimpanan:
Catatan Penting:
Untuk mencairkan ASI beku, pindahkan wadah dari freezer ke kulkas semalaman, atau rendam wadah ASI beku dalam air hangat (bukan mendidih). Jangan pernah menghangatkan ASI beku langsung di atas kompor atau menggunakan microwave, karena dapat merusak nutrisi dan menciptakan titik panas yang berbahaya bagi bayi.
ASI yang sudah dicairkan dapat bertahan di suhu ruangan selama 2 jam dan di kulkas selama 24 jam. ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dibekukan kembali.
Sebelum diberikan kepada bayi, perhatikan bau dan tampilan ASI. ASI segar bisa memiliki aroma yang sedikit berbeda dari ASI basah, kadang agak berbau seperti sabun. Jika ASI berbau asam menyengat atau berubah warna secara drastis, sebaiknya jangan diberikan.
Menyimpan ASI eksklusif dengan benar adalah investasi kesehatan jangka panjang untuk buah hati Anda. Dengan mengikuti panduan kebersihan, memilih wadah yang tepat, dan memahami aturan penyimpanan, Anda dapat memastikan ASI perah tetap berkualitas dan aman untuk dikonsumsi bayi. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan konselor laktasi jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut.