Ilustrasi bagaimana asam amino pembatas (ditandai dengan warna berbeda dan garis bawah) dapat membatasi sintesis protein.
Dalam dunia peternakan modern, optimalisasi pertumbuhan dan kesehatan ternak adalah tujuan utama. Salah satu kunci untuk mencapai tujuan ini terletak pada pemahaman yang mendalam mengenai nutrisi, khususnya peran asam amino. Asam amino merupakan blok bangunan protein, yang sangat vital untuk berbagai fungsi biologis, mulai dari pembentukan otot, produksi susu, hingga kekebalan tubuh.
Namun, tidak semua asam amino memiliki kesetaraan peran dalam menentukan efisiensi pemanfaatan protein oleh tubuh ternak. Di sinilah konsep asam amino pembatas menjadi sangat krusial. Asam amino pembatas adalah asam amino yang keberadaannya dalam ransum pakan paling sedikit dibandingkan dengan kebutuhan tubuh ternak untuk sintesis protein atau fungsi metabolik lainnya.
Setiap protein tersusun dari berbagai jenis asam amino. Tubuh ternak memerlukan sejumlah asam amino esensial dan non-esensial untuk membangun jaringan dan menjalankan fungsinya. Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ternak sendiri dalam jumlah yang cukup, sehingga harus dipasok melalui pakan. Sementara itu, asam amino non-esensial dapat diproduksi oleh tubuh.
Konsep asam amino pembatas muncul karena rasio asam amino dalam suatu sumber protein (misalnya, dalam biji-bijian atau tepung ikan) seringkali tidak sesuai dengan rasio asam amino yang ideal dibutuhkan oleh ternak. Jika salah satu asam amino esensial hadir dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan asam amino esensial lainnya yang dibutuhkan untuk sintesis protein, maka sintesis protein tersebut akan terhambat. Asam amino yang hadir dalam jumlah paling rendah inilah yang disebut sebagai asam amino pembatas.
Bayangkan sebuah rantai, di mana setiap mata rantai adalah asam amino. Untuk membentuk rantai protein yang lengkap dan fungsional, semua mata rantai harus tersedia. Jika ada satu mata rantai yang hilang atau ukurannya sangat kecil, seluruh proses pembentukan rantai akan terhenti atau tidak sempurna. Asam amino pembatas berperan seperti mata rantai yang hilang tersebut. Keberadaannya yang terbatas akan membatasi seberapa banyak protein yang dapat disintesis, meskipun asam amino lain tersedia dalam jumlah berlebih.
Pada spesies ternak yang berbeda, asam amino pembatasnya pun bisa bervariasi tergantung pada jenis ransum yang diberikan. Namun, beberapa asam amino esensial secara umum seringkali menjadi pembatas utama dalam banyak formulasi pakan, terutama pada unggas dan babi. Asam amino tersebut antara lain:
Pengabaian terhadap asam amino pembatas dalam formulasi pakan dapat menimbulkan berbagai kerugian:
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh asam amino pembatas, industri pakan ternak telah mengembangkan berbagai strategi:
Dengan memahami dan mengelola dengan cermat keberadaan asam amino pembatas, peternak dapat mengoptimalkan penggunaan pakan, meningkatkan performa ternak, dan pada akhirnya meraih keberhasilan yang lebih besar dalam usaha peternakannya.