Kisah Ashabul Kahfi, atau dikenal sebagai para penghuni gua, adalah salah satu cerita yang sangat menginspirasi dan sarat makna dalam ajaran Islam, serta juga disebut dalam tradisi Kristen dan Yahudi. Cerita ini mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang teguh memegang akidah mereka di tengah tekanan dan ancaman dari penguasa zalim. Mereka memilih untuk berhijrah dan mencari perlindungan di sebuah gua, di mana mereka tertidur selama ratusan tahun. Kisah ini menjadi bukti kekuasaan Allah SWT dan pentingnya keyakinan serta kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Menurut penafsiran yang umum, kisah ini terjadi pada masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Di sebuah kota yang diperintah oleh seorang raja yang kejam bernama Diqyanus (atau nama lain yang bervariasi tergantung sumber), masyarakat dipaksa untuk menyembah berhala. Siapapun yang menolak akan menghadapi hukuman berat, bahkan kematian. Di tengah kondisi yang mencekam ini, hiduplah sekelompok pemuda bangsawan yang memiliki hati bersih dan akal budi yang lurus. Mereka menyadari bahwa keyakinan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa bertentangan dengan kehendak raja.
Para pemuda ini, yang jumlahnya tujuh orang (meskipun ada beberapa perbedaan pendapat mengenai jumlah pasti dan detail mereka), tidak mampu menyembunyikan keimanan mereka. Ketakutan akan siksaan dan keinginan untuk mempertahankan akidah mendorong mereka untuk mengambil keputusan yang berani. Mereka memutuskan untuk meninggalkan kampung halaman dan mencari tempat yang aman untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dalam pelarian mereka, para pemuda ini menemukan sebuah gua tersembunyi di sebuah gunung. Mereka berharap gua tersebut dapat menjadi tempat persembunyian yang aman dari kejaran raja dan pengikutnya. Bersama mereka, ada seekor anjing yang setia mengikuti, yang kemudian juga dikenal sebagai salah satu bagian dari kisah ini, yaitu Qitmir. Keberadaan anjing ini seringkali menjadi pertanyaan, namun dalam banyak narasi, anjing tersebut diizinkan masuk ke dalam gua bersama para pemuda sebagai bentuk perlindungan ilahi.
Ketika mereka memasuki gua, rasa lelah dan keinginan untuk beristirahat membuat mereka tertidur pulas. Di sinilah keajaiban Allah mulai terjadi. Mereka tidak hanya tertidur dalam hitungan jam atau hari, tetapi selama ratusan tahun. Selama masa tidur panjang tersebut, Allah menjaga mereka dari segala marabahaya, baik dari cuaca ekstrem, hewan buas, maupun dari penemuan oleh manusia. Tubuh mereka juga dijaga agar tidak membusuk, dan gua tempat mereka beristirahat mengalami perubahan alami, seperti pergeseran sinar matahari.
Setelah lebih dari tiga abad (sekitar 309 tahun menurut perhitungan yang paling populer), Allah membangkitkan mereka dari tidurnya. Ketika mereka terbangun, dunia telah berubah total. Raja Diqyanus telah tiada, dan ajaran menyembah berhala telah tergantikan oleh ajaran tauhid. Para pemuda ini keluar dari gua, terkejut melihat perubahan yang begitu drastis.
Salah seorang dari mereka, atas perintah teman-temannya, pergi ke kota untuk membeli makanan. Namun, ketika ia mencoba menggunakan koin yang dibawanya, ia menemukan bahwa koin tersebut sudah sangat tua dan tidak dikenal lagi oleh pedagang. Hal ini semakin memperkuat kesadaran mereka bahwa waktu yang mereka habiskan di dalam gua sangatlah lama. Penduduk kota pun terkejut mendengar cerita mereka.
Kisah Ashabul Kahfi memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat manusia:
Kisah ini tercatat dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi, yang merupakan surat ke-18. Membaca dan merenungkan kisah Ashabul Kahfi dapat memberikan kekuatan spiritual, ketenangan hati, dan keyakinan yang lebih dalam kepada Allah SWT, terutama ketika kita menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah teladan bagi kita semua tentang bagaimana menjaga akidah dan berjuang di jalan kebenaran.