Perut yang terasa penuh, membesar, dan tidak nyaman bisa menjadi tanda adanya penumpukan cairan abnormal di rongga perut. Kondisi ini dikenal secara medis sebagai ascites. Ascites bukanlah penyakit tersendiri, melainkan gejala dari berbagai kondisi medis yang mendasarinya. Memahami penyebab cairan di perut sangat penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat demi mengembalikan kualitas hidup.
Rongga perut (rongga peritoneal) secara alami mengandung sedikit cairan serosa yang berfungsi sebagai pelumas agar organ-organ dapat bergerak bebas. Namun, ascites terjadi ketika jumlah cairan ini meningkat secara signifikan, menyebabkan perut tampak membuncit dan terasa berat. Penumpukan cairan ini dapat bervariasi dari beberapa ratus mililiter hingga beberapa liter.
Ada banyak faktor yang dapat memicu terjadinya ascites. Penyebab yang paling umum berkaitan dengan gangguan pada organ hati, jantung, dan ginjal, serta kondisi keganasan.
Ini adalah penyebab paling sering dari ascites, terutama pada orang dewasa. Sirosis hati adalah kondisi di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat, menghambat aliran darah melalui hati. Akibatnya:
Ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, cairan dapat menumpuk di berbagai bagian tubuh, termasuk rongga perut. Ini terjadi karena peningkatan tekanan balik dalam sistem vena, yang dapat menyebabkan kebocoran cairan ke dalam peritoneum.
Kerusakan ginjal, terutama sindrom nefrotik, dapat menyebabkan tubuh kehilangan protein dalam jumlah besar melalui urin (terutama albumin). Kekurangan albumin ini mirip dengan yang terjadi pada penyakit hati, yaitu menurunkan kemampuan pembuluh darah untuk menahan cairan, sehingga cairan dapat merembes ke rongga perut.
Kanker yang menyebar ke rongga perut (metastasis) adalah penyebab ascites yang signifikan. Jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan ascites meliputi kanker ovarium, kanker pankreas, kanker lambung, dan kanker usus besar. Kanker dapat menyebabkan ascites melalui beberapa mekanisme:
Peradangan kronis pada pankreas dapat menyebabkan kebocoran enzim pencernaan yang merusak jaringan sekitar, termasuk peritoneum. Hal ini dapat memicu respons peradangan dan penumpukan cairan.
Meskipun lebih jarang, infeksi pada rongga perut, seperti tuberkulosis peritoneal (TB Perut), dapat menyebabkan peradangan hebat dan penumpukan cairan.
Apapun penyebabnya yang menghalangi saluran limfatik di perut, dapat mengganggu pengembalian cairan limfe ke sirkulasi, sehingga cairan menumpuk di rongga perut.
Selain perut yang membesar dan terasa berat, ascites seringkali disertai dengan gejala lain, antara lain:
Jika Anda mengalami pembesaran perut yang tidak dapat dijelaskan, rasa tidak nyaman yang signifikan, atau sesak napas, segera konsultasikan dengan dokter. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat terhadap penyebab ascites sangat krusial untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan prognosis.
Penanganan ascites sangat bergantung pada penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah, pencitraan (seperti USG atau CT scan), dan mungkin paracentesis (pengambilan sampel cairan perut untuk dianalisis) untuk menentukan akar masalahnya. Pengobatan bisa meliputi diet rendah garam, obat diuretik, paracentesis terapeutik untuk mengurangi penumpukan cairan, hingga penanganan penyakit yang mendasari.