Dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada pilihan kata yang memiliki makna serupa namun ejaannya berbeda. Salah satu contoh yang cukup sering menimbulkan kebingungan adalah antara kata "otentik" dan "autentik". Keduanya merujuk pada konsep keaslian, kebenaran, atau keabsahan, namun mana yang sebenarnya merupakan ejaan yang tepat dan diterima dalam kaidah bahasa Indonesia?
"Otentik" dan "autentik" sama-sama berasal dari bahasa Latin, yaitu kata 'authenticus' yang berarti asli, dapat dipercaya, atau memiliki otoritas. Kata ini kemudian diserap ke dalam berbagai bahasa di Eropa, seperti bahasa Inggris (authentic), Prancis (authentique), dan Belanda (authentiek). Penyerapan ke dalam bahasa Indonesia pun mengikuti jejak perkembangan ini, baik melalui jalur bahasa Inggris maupun Belanda.
Untuk menentukan ejaan yang benar, sumber yang paling otoritatif adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berdasarkan KBBI, kata yang baku dan diakui dalam bahasa Indonesia adalah "otentik". Ejaan ini telah ditetapkan dan menjadi pedoman resmi dalam penulisan dan pengucapan.
KBBI mendefinisikan "otentik" sebagai:
Kebingungan antara "otentik" dan "autentik" sebagian besar disebabkan oleh pengaruh bahasa Inggris ("authentic") yang sangat kuat di era globalisasi ini. Banyak orang terbiasa melihat atau mendengar kata tersebut dalam bentuk "autentik" dari berbagai sumber, baik media, film, maupun percakapan internasional. Selain itu, beberapa literatur atau terjemahan lama mungkin juga masih menggunakan ejaan "autentik" sebelum ejaan "otentik" ditetapkan secara resmi menjadi baku.
Perbedaan pelafalan antara 'o' dan 'au' dalam konteks bahasa Indonesia terkadang juga terasa tipis, sehingga memudahkan terjadinya kekeliruan. Namun, dalam kaidah kebahasaan, perbedaan ini menjadi krusial untuk dijaga demi keseragaman dan kemudahan komunikasi.
Menggunakan ejaan yang baku seperti "otentik" memiliki beberapa keuntungan penting:
Kata "otentik" sangat relevan dalam berbagai konteks. Misalnya, ketika kita berbicara tentang:
Dalam era digital saat ini, istilah "otentikasi" (dari kata otentik) juga menjadi sangat umum, merujuk pada proses pembuktian keaslian atau keabsahan seseorang atau sesuatu, misalnya saat masuk ke akun online.
Jadi, ketika Anda ingin menyampaikan gagasan tentang keaslian, kebenaran, atau keabsahan dalam bahasa Indonesia, pilihan yang tepat dan sesuai dengan kaidah adalah "otentik". Meskipun "autentik" sering terdengar dan digunakan, menjadikan "otentik" sebagai pilihan utama adalah langkah yang bijak untuk menjaga kemurnian dan keseragaman berbahasa kita. Mari kita jadikan "otentik" sebagai kata andalan untuk segala hal yang asli dan terpercaya.