Ilustrasi: Nuansa hangat kuliner khas angkringan.
Ketika berbicara tentang Yogyakarta, tak lengkap rasanya jika tidak membahas pesona kulinernya yang kaya dan beragam. Salah satu ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu dan selalu berhasil memikat hati para pecinta makanan adalah bacem. Namun, bacem yang hadir di warung-warung angkringan memiliki ciri khas tersendiri yang membuatnya istimewa. Bacem angkringan bukan sekadar lauk, melainkan sebuah perwujudan kehangatan dan keakraban budaya kuliner Jogja.
Angkringan, sebagai sebuah konsep warung makan sederhana yang biasanya beroperasi di malam hari, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Yogyakarta. Di sinilah, di bawah remang lampu dan ditemani alunan musik yang kadang terdengar, berbagai hidangan sederhana namun menggugah selera tersaji. Dan di antara deretan nasi kucing, gorengan, dan aneka sate, bacem hadir sebagai bintangnya.
Apa yang membuat bacem angkringan begitu istimewa? Kuncinya terletak pada proses pengolahan dan bumbu khas yang meresap sempurna. Bacem pada dasarnya adalah lauk yang dimasak dengan cara direbus dalam bumbu manis yang kaya rempah, kemudian digoreng sebentar untuk memberikan tekstur luar yang sedikit renyah. Namun, bacem angkringan seringkali memiliki beberapa perbedaan yang membuatnya unik:
Meskipun memiliki konsep dasar yang sama, bacem di angkringan seringkali hadir dalam beberapa variasi yang populer:
Potongan daging ayam, biasanya paha atau dada, yang direbus hingga empuk dalam bumbu bacem. Hasilnya adalah daging ayam yang super lembut, manis, gurih, dan sedikit basah di bagian dalamnya. Seringkali, bacem ayam ini digoreng sebentar sebelum disajikan agar kulitnya sedikit berkulit.
Tempe, sebagai protein nabati yang terjangkau, juga menjadi favorit untuk dijadikan bacem. Tempe yang sudah dipotong-potong kemudian direbus bersama bumbu bacem hingga menyerap sempurna. Rasanya yang manis gurih berpadu dengan tekstur tempe yang sedikit padat menciptakan kombinasi yang nikmat.
Tahu yang telah diolah menjadi bacem memiliki tekstur yang lembut dan sedikit kenyal. Bumbu manis gurih meresap ke dalam pori-pori tahu, menjadikannya pilihan lauk yang lezat dan ringan. Bacem tahu seringkali menjadi primadona bagi mereka yang ingin menikmati cita rasa bacem tanpa terlalu berat.
Bacem angkringan paling nikmat disantap selagi hangat, ditemani seporsi nasi kucing yang dibungkus daun pisang, segelas teh hangat atau kopi jahe. Kombinasi rasa manis gurih bacem dengan pedasnya sambal dari nasi kucing adalah perpaduan yang sulit ditolak. Jangan lupa juga untuk menambahkan beberapa gorengan atau sate usus sebagai pelengkap.
Kelezatan bacem angkringan tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada suasana yang tercipta di sekitarnya. Angkringan adalah tempat berkumpul, tempat bercerita, dan tempat menikmati momen sederhana namun berarti. Bacem menjadi saksi bisu dari kehangatan pertemanan dan keakraban yang terjalin di malam-malam dingin Yogyakarta.
Jadi, jika Anda berkesempatan mengunjungi Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi bacem angkringan. Ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang sebuah pengalaman budaya kuliner yang akan membekas di ingatan Anda. Rasakan sendiri bagaimana sederhana bisa menjadi luar biasa, dan bagaimana bumbu rempah bisa merangkum kehangatan sebuah kota.