Ilustrasi Pegunungan dan Gua yang Melambangkan Kisah Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi adalah salah satu narasi agung yang terukir dalam kitab suci Al-Qur'an, memberikan pelajaran berharga tentang keimanan, keteguhan hati, dan pertolongan Allah SWT. Kisah ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang hidup di masa lalu, di mana masyarakatnya menyembah berhala dan menolak kebenaran tauhid. Di tengah tekanan dan ancaman yang dihadapi, mereka memilih untuk mengungsi demi mempertahankan akidah mereka. Pertanyaan yang sering muncul seputar kisah ini adalah, "Ashabul Kahfi berjumlah orang?" Jawaban yang paling dikenal dan diterima secara luas, berdasarkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, adalah tujuh orang pemuda.
Ayat-ayat dalam Surat Al-Kahfi, surah ke-18 dalam Al-Qur'an, secara eksplisit menyebutkan jumlah mereka. Meskipun tidak secara gamblang menyebutkan angka "tujuh" di awal, ketika membahas perbedaan pendapat mengenai jumlah mereka, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 22:
"Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, "(Jumlah mereka) bertiga, yang keempatnya adalah anjing mereka," dan (yang lain) mengatakan, "(Jumlah mereka) lima, yang keenamnya adalah anjing mereka," dan (sebagian lagi) mengatakan, "(Jumlah mereka) tujuh, yang kedelapan mereka adalah anjing mereka."
Kemudian, Allah SWT melanjutkan pada ayat berikutnya, yaitu Surat Al-Kahfi ayat 23-24:
"Dan (sebagian lagi) mengatakan, "(Jumlah mereka) sembilan, yang keenamnya adalah anjing mereka." Katakanlah, "Tuhanku yang lebih mengetahui jumlah mereka, tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit orang." Maka janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang mereka, kecuali perdebatan lahir saja, dan janganlah engkau menanyakan tentang seseorang pun dari mereka."
Dari rangkaian ayat ini, terlihat adanya perbedaan pendapat di kalangan manusia mengenai jumlah pasti Ashabul Kahfi. Namun, mayoritas ulama dan mufassir cenderung pada pendapat bahwa jumlah yang paling mendekati kebenaran adalah tujuh orang pemuda, dengan anjing mereka sebagai yang kedelapan. Penekanan dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa pengetahuan mengenai jumlah yang pasti hanya ada pada Allah SWT. Manusia hanya dapat berspekulasi berdasarkan penafsiran.
Terlepas dari perbedaan angka yang menjadi polemik, esensi dari kisah Ashabul Kahfi jauh lebih penting untuk diambil pelajarannya. Mereka adalah sekelompok pemuda yang memiliki akidah yang kuat dan tidak mau berkompromi dengan kemungkaran. Dalam menghadapi kekuasaan tirani yang memaksa mereka menyembah berhala, mereka memilih untuk melarikan diri dan mencari perlindungan di gua. Sikap mereka mencerminkan keberanian, keteguhan iman, dan keyakinan pada pertolongan Allah SWT.
Kisah ini juga mengajarkan pentingnya persaudaraan dan solidaritas dalam menghadapi kesulitan. Para pemuda tersebut saling menguatkan satu sama lain dalam mempertahankan kebenaran. Mereka rela meninggalkan segala kenyamanan duniawi demi keselamatan iman mereka. Allah SWT kemudian memberikan mukjizat kepada mereka, yaitu tertidur di dalam gua selama beratus-ratus tahun, yang menunjukkan betapa besar kekuasaan-Nya dalam mengatur segala sesuatu.
Anjing yang menemani mereka, yang dikenal sebagai Raqim (menurut beberapa riwayat), juga menjadi bagian integral dari kisah ini. Kehadiran anjing tersebut, yang turut serta dalam kesucian tempat berlindung mereka, sering diinterpretasikan sebagai lambang kesetiaan dan perlindungan. Keberadaan anjing ini menambah keunikan kisah dan menjadi salah satu detail yang dibahas dalam berbagai tafsir.
Jadi, ketika kita membahas Ashabul Kahfi berjumlah orang, jawaban yang paling umum dan didukung oleh mayoritas adalah tujuh orang pemuda. Namun, penting untuk selalu diingat bahwa detail jumlah bukanlah fokus utama. Pelajaran tentang kekuatan iman, keberanian dalam membela kebenaran, pentingnya hijrah demi akidah, dan keyakinan mutlak pada kekuasaan Allah SWT adalah inti sari dari kisah Ashabul Kahfi yang patut kita renungkan dan jadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah Ashabul Kahfi terus menjadi inspirasi bagi umat Muslim di seluruh dunia, mengingatkan kita akan janji Allah bagi hamba-Nya yang teguh dalam keimanan dan sabar dalam menghadapi ujian.