Konsep hak asasi manusia adalah fondasi penting dalam masyarakat global modern. Ia mewakili nilai-nilai universal yang seharusnya dinikmati oleh setiap individu, terlepas dari latar belakang, kebangsaan, ras, agama, atau status sosial. Salah satu prinsip fundamental dalam pemahaman hak asasi manusia adalah gagasan bahwa hak-hak ini tidak dapat dibagi. Frasa ini, ketika diterjemahkan dari makna yang terkandung dalam bahasa Melayu, menawarkan perspektif yang mendalam mengenai integritas dan kesatuan hak asasi manusia.
Dalam konteks global, frasa "tidak dapat dibagi" atau "indivisible" dalam bahasa Inggris, membawa arti bahwa seluruh rangkaian hak asasi manusia, baik yang bersifat sipil dan politik (seperti kebebasan berbicara, hak untuk memilih, hak atas pengadilan yang adil) maupun yang bersifat ekonomi, sosial, dan budaya (seperti hak atas pendidikan, hak atas pekerjaan, hak atas kesehatan, hak atas standar hidup yang layak), memiliki kedudukan yang setara dan saling terkait. Tidak ada satu hak pun yang dapat dianggap lebih penting atau dapat dikorbankan demi hak lain.
Jika kita menelisik ke dalam makna leksikal dan kultural dari bahasa Melayu, konsep "tidak dapat dibagi" dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak terpecah-belah, utuh, atau satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam bahasa Melayu, kata "tidak" menunjukkan negasi, sementara "dapat" merujuk pada kemampuan atau kelayakan, dan "dibagi" berarti dipisahkan atau dipecah. Gabungan ketiga kata ini secara harfiah menyatakan bahwa sesuatu itu tidak memungkinkan untuk dipisahkan.
Menerapkan makna ini pada hak asasi manusia, kita memahami bahwa hak-hak tersebut tidak boleh diperlakukan seolah-olah mereka dapat dipilah-pilah atau diabaikan secara selektif. Mempromosikan hak sipil dan politik tanpa memperhatikan hak ekonomi, sosial, dan budaya akan menciptakan ketidakseimbangan yang merusak. Sebaliknya, hanya berfokus pada hak ekonomi, sosial, dan budaya tanpa menjamin hak sipil dan politik juga tidak akan mencapai tujuan akhir dari penghormatan terhadap martabat manusia.
Prinsip hak asasi manusia yang tidak dapat dibagi memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang. Pertama, dalam pembuatan kebijakan, pemerintah harus merancang undang-undang dan program yang secara komprehensif melindungi dan memajukan semua jenis hak asasi manusia. Pendekatan yang holistik ini memastikan bahwa pembangunan sosial dan ekonomi tidak mengorbankan kebebasan individu, dan sebaliknya, kebebasan individu didukung oleh kondisi hidup yang layak.
Kedua, dalam ranah internasional, prinsip ini menegaskan bahwa tidak ada negara yang dapat mengklaim hanya mematuhi sebagian dari kewajiban hak asasi manusia mereka. Semua negara memiliki tanggung jawab untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi seluruh spektrum hak asasi manusia yang tercantum dalam instrumen hukum internasional. Ini juga berarti bahwa evaluasi terhadap situasi hak asasi manusia di suatu negara harus mempertimbangkan seluruh hak, bukan hanya yang dianggap "mudah" untuk dipatuhi.
Ketiga, bagi individu dan kelompok masyarakat, pemahaman ini memberdayakan mereka untuk menuntut hak-hak mereka secara keseluruhan. Seseorang yang berjuang untuk hak atas pendidikan yang baik juga berhak atas kebebasan berpendapat dan berkumpul untuk menyuarakan aspirasinya. Begitu pula, upaya untuk memberantas kemiskinan (hak ekonomi dan sosial) tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk memastikan partisipasi politik dan akses terhadap keadilan (hak sipil dan politik).
Secara leksikal dan kultural dalam bahasa Melayu, konsep "tak dapat dibagi" juga mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan dan komunal yang sering kali kuat dalam masyarakat Melayu. Dalam sebuah keluarga atau komunitas, semua anggota memiliki hak dan tanggung jawab yang saling melengkapi untuk kesejahteraan bersama. Sikap saling menjaga dan memastikan tidak ada yang tertinggal adalah esensi dari kesatuan. Metafora ini sangat relevan ketika kita berbicara tentang hak asasi manusia sebagai tanggung jawab kolektif masyarakat global.
Memahami bahwa hak asasi manusia adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan adalah langkah krusial dalam upaya membangun dunia yang lebih adil dan beradab. Ini mengingatkan kita bahwa kemajuan sejati hanya dapat dicapai ketika setiap individu dapat menikmati kebebasan, martabat, dan kesejahteraan secara penuh. Terjemahan makna dari bahasa Melayu ini memberikan penekanan kuat pada integritas dan kelengkapan konsep hak asasi manusia, yang pada akhirnya bertujuan untuk menjamin penghormatan penuh terhadap martabat setiap insan.
Inti dari frasa "hak asasi manusia tidak dapat dibagi" adalah gagasan bahwa seluruh hak asasi manusia adalah saling bergantung, tidak dapat dipisahkan, dan harus diperlakukan dengan bobot yang sama. Analisis dari makna bahasa Melayu memperkuat pemahaman tentang kesatuan dan kelengkapan hak-hak ini, yang penting untuk mewujudkan penghormatan penuh terhadap martabat manusia di seluruh dunia.