Denyut jantung yang tidak beraturan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai aritmia, merupakan kondisi di mana irama detak jantung menjadi tidak teratur. Normalnya, jantung berdetak secara ritmis, dengan jeda yang teratur antara satu detak ke detak berikutnya. Namun, pada aritmia, ritme ini bisa menjadi terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur sama sekali.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia. Meskipun banyak kasus aritmia tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala yang signifikan, beberapa jenis aritmia bisa menjadi serius dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat. Memahami gejala dan penyebabnya adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan jantung Anda.
Sistem kelistrikan jantung yang kompleks bertanggung jawab untuk mengatur detak jantung. Impuls listrik yang terkoordinasi memastikan bahwa setiap bilik jantung berkontraksi pada waktu yang tepat, sehingga darah dapat dipompa secara efisien ke seluruh tubuh. Ketika ada gangguan pada sistem kelistrikan ini, aritmia dapat terjadi.
Beberapa faktor umum yang dapat memicu atau memperburuk denyut jantung tidak beraturan meliputi:
Beberapa orang dilahirkan dengan kelainan struktural pada jantung yang dapat meningkatkan risiko aritmia, seperti kelainan pada pembuluh darah jantung atau bilik jantung.
Tidak semua orang dengan aritmia mengalami gejala. Namun, ketika gejala muncul, gejalanya bisa bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan aritmia.
Jika Anda mengalami gejala denyut jantung tidak beraturan yang persisten, sangat mengganggu, atau disertai dengan nyeri dada, sesak napas parah, atau pingsan, segeralah mencari pertolongan medis darurat. Jangan menunda karena kondisi ini bisa menjadi tanda adanya masalah jantung yang serius.
Untuk gejala yang lebih ringan atau jika Anda khawatir, jadwalkan janji temu dengan dokter Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes tambahan seperti elektrokardiogram (EKG), pemantauan Holter, atau tes stres untuk mendiagnosis jenis aritmia dan menentukan penanganan yang tepat.
Menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan melalui pola makan seimbang, olahraga teratur, manajemen stres, dan menghindari faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, adalah kunci untuk mengurangi risiko terjadinya denyut jantung tidak beraturan.