Ilustrasi sederhana artemia yang sedang berenang.
Artemia, yang sering dikenal sebagai udang renang atau udang laut, adalah salah satu pakan hidup paling populer di dunia akuarium dan akuakultur. Ukurannya yang kecil dan kandungan nutrisinya yang tinggi menjadikannya sumber makanan ideal untuk berbagai jenis ikan hias, larva ikan, serta invertebrata. Memelihara artemia sendiri di rumah bukan hanya menghemat biaya, tetapi juga memastikan ketersediaan pakan segar kapan saja Anda membutuhkannya.
Proses memelihara artemia pada dasarnya adalah proses menetasnya telur artemia (disebut juga kista) menjadi nauplius, yaitu stadia awal kehidupan artemia. Kunci keberhasilan terletak pada persiapan dan pemeliharaan kondisi lingkungan yang optimal. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah mengenai cara memelihara artemia dengan mudah dan efektif.
Sebelum memulai, pastikan Anda telah menyiapkan beberapa item esensial:
Ini adalah langkah krusial. Artemia membutuhkan air dengan salinitas tinggi agar dapat menetas. Konsentrasi garam yang umum digunakan adalah sekitar 25-30 gram garam per liter air tawar. Jika menggunakan air laut, Anda perlu menyesuaikan konsentrasinya agar sesuai.
Cara membuat larutan garam: Larutkan garam kasar ke dalam air tawar hingga tidak ada lagi garam yang mengendap di dasar wadah. Rasio umum adalah 2-3 sendok makan garam untuk setiap liter air.
Anda dapat menggunakan air keran biasa, namun disarankan untuk mendiamkannya selama 24 jam terlebih dahulu untuk menghilangkan klorin yang berbahaya bagi artemia.
Jika menggunakan botol plastik, potong bagian atasnya dan gunakan bagian bawahnya sebagai wadah. Pasang selang aerasi yang terhubung ke pompa udara dengan batu aerasi di ujungnya. Posisikan batu aerasi di dasar wadah.
Tujuan aerasi adalah untuk menjaga agar telur artemia tetap tersuspensi dalam air dan mendapatkan oksigen yang cukup. Jika Anda hanya menggunakan sedikit telur dalam wadah kecil tanpa aerasi, pastikan Anda mengaduknya secara berkala.
Suhu air sangat mempengaruhi kecepatan penetasan. Suhu ideal untuk penetasan artemia adalah antara 25°C hingga 28°C. Suhu yang lebih rendah akan memperlambat penetasan, sementara suhu yang terlalu tinggi dapat merusak telur.
Jika ruangan Anda memiliki suhu yang stabil, Anda mungkin tidak memerlukan pemanas tambahan. Namun, jika suhunya cenderung dingin, pertimbangkan penggunaan heater akuarium kecil.
Setelah air garam disiapkan dan kondisi wadah siap, saatnya memasukkan telur artemia. Gunakan dosis yang disarankan pada kemasan telur artemia Anda, biasanya sekitar 0.5 hingga 1 gram telur per liter air.
Taburkan telur secara merata di permukaan air. Pastikan aerasi sudah berjalan untuk menjaga telur tetap melayang.
Telur artemia biasanya akan mulai menetas dalam waktu 18 hingga 24 jam, tergantung pada suhu dan kualitas telur. Anda akan melihat bintik-bintik kecil bergerak di dalam air, itulah nauplius artemia yang baru menetas.
Penting untuk diingat: Jangan memasukkan terlalu banyak garam atau terlalu sedikit. Salinitas yang tepat sangat vital. Hindari juga air yang terkontaminasi.
Setelah 18-24 jam, matikan aerasi selama beberapa menit. Nauplius artemia yang sudah menetas akan berkumpul di bagian bawah wadah, sementara cangkang telur yang kosong dan artemia yang mati akan mengapung di permukaan.
Gunakan saringan artemia yang halus untuk menyendok nauplius dari bagian bawah wadah. Bilas nauplius yang terkumpul dengan air tawar sebentar untuk menghilangkan sisa garam sebelum diberikan kepada ikan Anda.
Tips memanen: Jika Anda menggunakan botol, Anda bisa memiringkan botol untuk mengumpulkan nauplius di satu sisi sebelum menyaringnya.
Nauplius artemia hanya bertahan hidup selama beberapa jam hingga satu hari tanpa makanan tambahan. Jika Anda ingin memelihara artemia lebih lama (misalnya, untuk dibesarkan menjadi artemia dewasa), Anda perlu memberi mereka makan.
Makanan yang umum digunakan untuk nauplius artemia antara lain: spirulina bubuk, ragi kering yang dilarutkan dalam air, atau kuning telur rebus yang dihaluskan. Berikan makanan secukupnya, jangan sampai air menjadi keruh.
Salinitas air juga perlu dijaga agar tetap optimal. Anda mungkin perlu menambahkan air garam atau mengganti sebagian air secara berkala. Penting untuk terus melakukan aerasi.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda akan dapat berhasil menetas dan memelihara artemia sendiri. Ini adalah cara yang memuaskan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan ikan peliharaan Anda. Selamat mencoba!