💧

Babtis Selam: Makna, Sejarah, dan Pelaksanaannya

Dalam berbagai tradisi keagamaan Kristen, praktik penyucian dan inisiasi sering kali diwujudkan melalui sebuah ritual yang dikenal sebagai babtis selam. Ritual ini bukan sekadar simbol belaka, melainkan memiliki makna teologis yang mendalam dan menjadi tonggak penting dalam perjalanan spiritual seseorang. Berbeda dengan bentuk baptisan lain yang mungkin hanya memercikkan air, babtis selam secara harfiah berarti menenggelamkan seluruh tubuh seseorang ke dalam air.

Makna Teologis di Balik Babtis Selam

Babtis selam melambangkan beberapa aspek penting dari iman Kristen. Pertama dan utama, ritual ini adalah representasi visual dari kematian dan kebangkitan bersama Kristus. Ketika seseorang diselamkan ke dalam air, itu melambangkan kematian mereka terhadap dosa dan kehidupan lama yang penuh kegelapan. Setelah muncul kembali dari dalam air, itu adalah simbol kebangkitan menuju kehidupan baru dalam Kristus, kehidupan yang disucikan dan dipenuhi oleh Roh Kudus. Paulus dalam Roma 6:4-5 menggambarkan, "Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam keadaan baru."

Selain itu, babtis selam juga menandai penerimaan seseorang ke dalam persekutuan gereja. Ini adalah pernyataan publik tentang iman seseorang dan komitmen mereka untuk mengikuti ajaran Kristus. Air dalam konteks baptisan sering diartikan sebagai elemen pemurnian, yang membersihkan dosa dan memberikan awal yang baru.

Sejarah dan Perkembangan Babtis Selam

Praktik babtis selam memiliki akar yang kuat dalam ajaran Alkitab. Kisah Yohanes Pembaptis yang membaptis Yesus di Sungai Yordan merupakan contoh klasik dari praktik baptisan dengan cara diselamkan. Alkitab mencatat bahwa "Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air." (Matius 3:16). Praktik ini kemudian dilanjutkan oleh para rasul dan gereja mula-mula.

Selama berabad-abad, bentuk pelaksanaan baptisan mengalami berbagai variasi di berbagai denominasi Kristen. Namun, banyak gereja yang tetap mempertahankan tradisi babtis selam karena keyakinan akan makna simbolisnya yang paling utuh. Beberapa denominasi, seperti Baptis, Anabaptis, dan gereja-gereja Injili tertentu, secara konsisten mempraktikkan babtis selam sebagai satu-satunya bentuk baptisan yang sah.

Pelaksanaan Babtis Selam

Pelaksanaan babtis selam biasanya dilakukan di tempat yang memungkinkan, seperti kolam baptis khusus di gereja, danau, sungai, atau bahkan laut. Seseorang yang akan dibaptis, biasanya seorang percaya dewasa yang telah menyatakan imannya secara pribadi, akan dipimpin oleh seorang pendeta atau pelayan gereja. Pendeta akan mengucapkan doa pengudusan dan permohonan berkat sebelum pelaksanaannya.

Prosesnya sendiri melibatkan pendeta yang memegang orang yang dibaptis, dan dengan mengucapkan formula tertentu, menenggelamkan mereka seluruhnya ke dalam air, lalu segera mengangkat kembali. Ini adalah momen yang sakral dan penuh haru, sering kali disaksikan oleh jemaat yang bersukacita.

Persiapan sebelum babtis selam juga penting. Calon baptisan biasanya diberikan pembekalan rohani untuk memahami makna di balik ritual ini dan tanggung jawab yang menyertainya. Mereka didorong untuk merenungkan kematian mereka terhadap dosa dan komitmen mereka untuk hidup baru dalam Kristus.

Babtis Selam di Era Modern

Di era modern, babtis selam tetap menjadi praktik yang hidup dan signifikan bagi jutaan orang Kristen di seluruh dunia. Meskipun ada perdebatan teologis mengenai keabsahan bentuk baptisan lain, bagi mereka yang mempraktikkan babtis selam, ritual ini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam dan visual yang kuat tentang pembebasan dari dosa dan kelahiran kembali.

Teknologi dan infrastruktur gereja juga telah mempermudah pelaksanaan babtis selam. Banyak gereja kini memiliki kolam baptis yang dirancang khusus, yang menjaga kenyamanan dan keamanan bagi yang dibaptis. Yang terpenting adalah bahwa di balik semua bentuk fisik dari ritual ini, terletak inti dari sebuah komitmen iman yang tulus dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan.

Memilih untuk dibaptis selam adalah keputusan pribadi yang mendalam, yang menandai sebuah awal yang baru dalam perjalanan iman seseorang. Ini adalah sebuah pernyataan keberanian, harapan, dan kasih yang terjalin erat dengan makna kematian dan kebangkitan Kristus.

🏠 Homepage