Fenomena alam selalu menyajikan keajaiban, dan salah satu yang paling mendasar serta mengharukan adalah proses kelahiran kehidupan baru. Dalam dunia peternakan, terutama unggas, terdapat istilah yang cukup dikenal yaitu "babon angrem". Istilah ini merujuk pada seekor induk betina (biasanya ayam atau bebek) yang menunjukkan naluri untuk mengerami telurnya hingga menetas. Perilaku ini adalah bagian integral dari siklus reproduksi alami dan merupakan inti dari kelangsungan spesies. Memahami lebih dalam tentang babon angrem tidak hanya memberikan wawasan tentang biologi hewan, tetapi juga mengajarkan kita tentang kesabaran, dedikasi, dan insting keibuan yang kuat.
Ketika seekor unggas betina merasa bahwa waktu yang tepat telah tiba, naluri untuk mengerami telurnya akan muncul dengan kuat. Proses ini biasanya dipicu oleh beberapa faktor, termasuk siklus hormonal dan keberadaan telur yang siap untuk dierami. Induk yang sedang "angrem" akan mulai mengurangi aktivitasnya, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk duduk di atas tumpukan telur. Tujuannya adalah untuk memberikan suhu yang stabil dan optimal bagi perkembangan embrio di dalam telur. Suhu ideal untuk pengeraman telur ayam, misalnya, berkisar antara 37.5 hingga 38 derajat Celsius.
Perilaku babon angrem seringkali ditandai dengan perubahan sikap yang mencolok. Mereka menjadi lebih tenang, kurang aktif bergerak, dan terkadang tampak lebih defensif jika ada gangguan di sekitar sarangnya. Beberapa induk bahkan bisa menjadi sangat protektif, bahkan terhadap manusia, demi menjaga keselamatan telur-telur mereka. Mereka akan seringkali mengabaikan panggilan untuk mencari makan atau minum, dan hanya akan bangkit sebentar dari sarangnya untuk buang air atau mengambil sedikit makanan jika sangat diperlukan. Dedikasi ini menunjukkan betapa kuatnya insting keibuan yang tertanam dalam diri mereka.
Masa pengeraman bervariasi tergantung pada jenis unggas. Untuk ayam, masa pengeraman biasanya berlangsung selama 21 hari. Selama periode ini, sang babon angrem harus memastikan telur tetap hangat, berputar secara berkala agar embrio tidak menempel pada cangkang, dan menjaga kelembaban yang sesuai di sekitar sarang. Kelembaban berperan penting dalam mencegah pengeringan pada membran dalam telur.
Secara alami, ayam akan memutar telurnya dengan paruhnya beberapa kali sehari. Perputaran ini penting untuk mencegah embrio menempel pada cangkang dan memastikan nutrisi serta oksigen tersebar merata. Sang induk juga akan membalikkan telur dengan gerakan lembut. Setelah kurang lebih 18 hari, calon anak ayam akan mulai memecahkan cangkang telur dari dalam. Proses ini dikenal sebagai "menetas" atau "pecah cangkang".
Masa menetas bisa memakan waktu beberapa jam, bahkan hingga seharian. Sang induk akan tetap tenang dan sabar, menunggu setiap anaknya berhasil keluar dari cangkangnya. Setelah menetas, anak-anak ayam yang baru lahir akan tetap berada di bawah kehangatan sang induk selama beberapa waktu sebelum mereka siap untuk mulai menjelajahi dunia luar dan belajar mencari makan sendiri.
Bagi peternak, memahami perilaku babon angrem sangatlah krusial. Jika tujuan peternak adalah untuk menetaskan telur secara alami, maka mereka harus menyediakan lingkungan yang kondusif bagi induk yang sedang angrem. Ini termasuk menyediakan sarang yang tenang, aman, dan terhindar dari predator atau gangguan lain yang dapat membuat induk meninggalkan sarangnya.
Pemberian pakan dan air yang mudah dijangkau di dekat sarang juga penting agar induk tidak perlu terlalu jauh meninggalkan telurnya. Terkadang, peternak juga perlu memantau kesehatan sang induk dan memastikan ia mendapatkan nutrisi yang cukup. Namun, intervensi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan stres berlebih pada induk yang sedang menjalankan tugas vitalnya.
Keberhasilan penetasan alami tidak hanya bergantung pada induk, tetapi juga pada kualitas telur yang baik dan kondisi lingkungan yang mendukung. Babon angrem adalah contoh nyata dari kekuatan naluri keibuan yang menjadi kunci kelangsungan hidup. Perilaku ini mengingatkan kita akan keajaiban alam yang terus berputar, di mana setiap kehidupan baru berawal dari kesabaran dan dedikasi sang induk.