Ilustrasi seekor Babi Laut yang tenang di dalam lautan
Di antara gemuruh ombak dan keheningan kedalaman laut, hiduplah makhluk yang nyaris terlupakan, pesona lembut yang seringkali hanya menjadi legenda: Babi Laut. Bukan binatang peliharaan seperti namanya, melainkan mamalia laut agung yang juga dikenal sebagai Manatee, mereka adalah penjaga damai ekosistem pesisir, pelamun samudra yang bergerak lamban namun penuh pesona.
Nama "Babi Laut" mungkin terdengar janggal untuk hewan yang begitu megah dan pendamai. Namun, julukan ini seringkali berasal dari penampilan fisik mereka yang gempal, kulit yang tebal, dan cara mereka makan dengan gerakan yang mirip dengan babi darat. Secara ilmiah, mereka termasuk dalam ordo Sirenia, sebuah kelompok mamalia laut yang juga mencakup Dugong. Babi Laut umumnya berukuran besar, dengan panjang bisa mencapai 3 hingga 4 meter dan berat ratusan kilogram. Tubuh mereka memanjang, silindris, dengan kulit abu-abu tebal yang seringkali ditumbuhi alga atau teritip, memberikan kamuflase alami.
Salah satu ciri khas Babi Laut adalah sirip depannya yang lebar dan membulat, yang mereka gunakan untuk berenang, mengarahkan tubuh, dan bahkan untuk "berjalan" di dasar laut. Ekor mereka berbentuk seperti dayung pipih yang lebar, yang membantu mereka bergerak dengan tenang dan mantap. Tidak seperti mamalia laut lainnya yang gesit seperti lumba-lumba atau paus, Babi Laut adalah perenang yang lambat dan mantap, lebih suka menghabiskan waktunya mengunyah tumbuhan laut.
Babi Laut adalah herbivora sejati. Makanan utama mereka adalah berbagai jenis tumbuhan air, seperti rumput laut, lamun, dan alga. Dengan mulut yang dilengkapi dengan ribuan gigi yang terus-menerus tumbuh dan diganti, mereka bisa mengonsumsi hingga puluhan kilogram tumbuhan setiap hari. Kebiasaan makan yang konstan ini menjadikan mereka "tukang kebun" yang tak ternilai di ekosistem lamun. Dengan memakan tumbuhan laut, mereka membantu menjaga kesehatan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi banyak spesies laut lainnya.
Mereka umumnya ditemukan di perairan dangkal yang hangat, seperti muara sungai, rawa-rawa bakau, dan pesisir pantai yang dilindungi. Tiga spesies utama Babi Laut yang masih bertahan hidup adalah:
Mereka adalah makhluk soliter atau hidup dalam kelompok kecil, dan dikenal karena sifatnya yang lembut dan tidak agresif. Interaksi sosial mereka umumnya tenang, seringkali melibatkan sentuhan sirip dan komunikasi suara yang lembut.
Sayangnya, kelembutan dan gaya hidup Babi Laut yang tenang justru membuat mereka rentan terhadap berbagai ancaman yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Tabrakan dengan kapal dan perahu motor adalah penyebab utama kematian Babi Laut, terutama di daerah yang banyak dilalui transportasi air. Selain itu, hilangnya habitat akibat pembangunan pesisir, polusi air, dan perburuan di beberapa wilayah juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka.
Oleh karena itu, berbagai upaya konservasi kini gencar dilakukan untuk melindungi spesies yang menakjubkan ini. Upaya tersebut meliputi: