Sejarah sebuah wilayah seringkali terjalin erat dengan kisah-kisah pendiriannya, yang dalam tradisi lisan maupun tulisan sering disebut sebagai "babad". Salah satu babad yang memiliki kedudukan penting dalam sejarah regional Jawa Barat adalah Babad Alas Dermayu. Naskah ini bukan sekadar catatan kronologis, melainkan sebuah narasi epik yang memuat nilai-nilai budaya, asal-usul, perjuangan, dan identitas masyarakat yang mendiami wilayah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Indramayu. Dermayu, sebagai nama kuno yang tercatat dalam babad ini, menjadi titik tolak penting untuk memahami perkembangan Cirebon Barat, khususnya dalam konteks sejarah maritim dan interaksi budaya di pesisir utara Jawa.
Inti dari Babad Alas Dermayu adalah kisah tentang bagaimana wilayah ini pertama kali dibuka dan dihuni. Cerita ini seringkali melibatkan tokoh-tokoh kharismatik, petualangan epik, dan intervensi gaib yang membentuk lanskap sosial dan geografisnya. Dalam banyak versi babad, pendirian Dermayu dikaitkan dengan kedatangan tokoh-tokoh sakti yang melakukan pembukaan hutan belantara. Mereka adalah para perintis yang berani menaklukkan alam liar, menebang pohon-pohon besar, dan membersihkan lahan untuk dijadikan pemukiman.
Salah satu tokoh sentral yang sering disebut dalam berbagai catatan sejarah dan tradisi lisan adalah Sunan Gunung Jati, seorang wali penyebar agama Islam yang juga memiliki peran besar dalam pembentukan kesultanan-kesultanan di pesisir utara Jawa. Meskipun Babad Alas Dermayu secara spesifik lebih menyoroti fase awal pembukaan wilayah, pengaruh dan jejak Sunan Gunung Jati seringkali tidak terpisahkan dari narasi ini. Kisah pembukaan hutan "alas" oleh para tokoh ini menjadi simbol keberanian, ketekunan, dan visi untuk menciptakan sebuah peradaban baru. Penebangan pohon-pohon besar (alas) untuk dijadikan tempat tinggal dan bercocok tanam menjadi metafora penting dari proses pembangunan dan kemajuan.
Dermayu, yang kemudian berkembang menjadi Indramayu, memiliki lokasi geografis yang sangat strategis di pesisir utara Pulau Jawa. Berada di jalur pelayaran perdagangan, wilayah ini sejak awal perkembangannya telah menjadi pusat aktivitas maritim yang penting. Babad Alas Dermayu seringkali menggambarkan bagaimana para pendiri wilayah ini juga memiliki keahlian dalam pelayaran dan perdagangan. Kehidupan masyarakat sangat bergantung pada hasil laut dan interaksi dengan pedagang dari berbagai penjuru.
Oleh karena itu, narasi dalam babad ini tidak hanya berfokus pada pembukaan lahan, tetapi juga pada pembentukan masyarakat yang dinamis dan terhubung dengan dunia luar melalui jalur laut. Kemampuan berlayar, membangun perahu, dan mengelola sumber daya laut menjadi bagian integral dari kisah pendirian Dermayu. Hal ini menjadikan wilayah ini sebagai pelabuhan penting dalam jaringan perdagangan Nusantara, yang pada gilirannya turut memengaruhi perkembangan budaya dan ekonomi di sekitarnya, termasuk hubungannya dengan kesultanan-kesultanan tetangga seperti Cirebon.
Lebih dari sekadar catatan sejarah, Babad Alas Dermayu adalah cerminan dari nilai-nilai budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat pendukungnya. Babad ini mengandung ajaran moral, kearifan lokal, dan pandangan dunia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita perjuangan para pendiri untuk menaklukkan tantangan alam, menyelesaikan perselisihan, dan membangun kehidupan yang harmonis menjadi sumber inspirasi dan penguatan identitas bagi masyarakat Indramayu.
Melalui babad ini, masyarakat dapat menelusuri akar sejarah mereka, memahami asal-usul nama tempat, dan mengenali pahlawan-pahlawan pendiri. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan memiliki yang kuat terhadap tanah leluhur. Tradisi lisan dan pertunjukan seni seperti sandiwara babad atau kesenian tradisional lainnya seringkali masih memuat unsur-unsur dari Babad Alas Dermayu, menjaga agar kisah ini tetap hidup dan relevan bagi generasi muda. Mempelajari Babad Alas Dermayu berarti menggali kekayaan warisan budaya yang membentuk karakter dan keunikan masyarakat Indramayu.
Di era modern ini, Babad Alas Dermayu tetap memiliki relevansi yang signifikan. Naskah-naskah babad, meskipun seringkali bersifat simbolis dan alegoris, memberikan wawasan berharga mengenai sejarah sosial, ekonomi, dan politik suatu wilayah. Bagi para sejarawan, antropolog, dan budayawan, babad ini merupakan sumber data primer yang kaya untuk meneliti pola migrasi, interaksi budaya, perkembangan kepercayaan, dan struktur sosial masyarakat pesisir Jawa.
Bagi masyarakat Indramayu sendiri, Babad Alas Dermayu berfungsi sebagai pengingat akan sejarah panjang dan perjalanan yang telah dilalui leluhur mereka. Kisah ini mengajarkan pentingnya menghargai perjuangan para pendahulu, menjaga kelestarian budaya, dan terus berinovasi untuk masa depan. Dengan memahami babad ini, generasi penerus dapat menumbuhkan rasa bangga akan identitas lokal mereka, sekaligus memperkaya pemahaman tentang pentingnya sejarah dalam membentuk jati diri bangsa. Mempelajari babad alas dermayu adalah sebuah perjalanan kembali ke akar, untuk memahami bagaimana sebuah permukiman tumbuh menjadi peradaban yang kaya dan penuh cerita.